"Prinsipnya untuk membangun Sumedang tidak bisa mengandalkan APBD, harus banyak komitmen keluar yang membantu daerah, baik dari tingkat pusat, dari korporasi, dari provinsi dan juga "pengertian" dari masyarakat. Kenapa? sebab APBD sumedang cuma bisa untuk menjalankan operasi dan pemeliharaan daerah bukan untuk "membangun" yang diharapkeun sesuai dengan kebutuhan masyarakat, itu juga dari PAD hanya bisa menyokong APBD 20%-an mungkin untuk PAD Sumedang sangat kurang", Kata Ir. Didi Ahmadi Djamhir, MT.
"Faktor produktif unggul Sumedang (komparatif dan kompetitif) mesti diangkat dan terpoles, jadi kegiatan masyarakat yang tetap.
Masalah Nasional tentang pangan, energi dan "enabler" IT bisa jadi backbone-pengembangan Sumedang. Kreatif yang ada bisa berkembang yang didukung dengan prasarana dan sudah tentu memerlukan tanah yang luas. Di Sumedang faktor lahan masih mudah karena masih banyak lahan kosong yang belum tergarap, dan juga melayani Bandung.
Pangan terutama hewani dari ayam, telur dan daging sapi bisa diintensifkan dengan mengundang korporasi dan ngageuing masyarakat lebih produktif.
Energi bisa mensosialisasikan lagi geothermal dan Jatigede. Dan itu, PR...PR...PR, seksi yang mesti digarap oleh Sumedang," Kata Didi Djamhir
Mugia sing caang paningalian para pemimpin sekarang, pami terjebak kana operasional wungkul via APBD memang ... moal robih...angger sumedang moal maju.
Bilahi taufik wal hidayah...kanggo Sumedang...Amiin.
0 comments:
Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan