Home » » Membangun Pengetahuan Aktivis Dakwah

Membangun Pengetahuan Aktivis Dakwah

Written By Dedi E Kusmayadi Soerialaga on Senin, 24 Februari 2014 | 2/24/2014

Sesungguhnya dakwah itu tidak :
a. Hanya memerlukan aktivis dakwah yang komitmen.
b. Hanya didorong oleh kekuatan secara materi.
c. Tidak Sekadar didorong oleh kekuatan jasad dan ruhiyah

Ada perkara yang lain yang juga perlu menjadi bekal dalam dakwah dan itulah : “Pengetahuan yang kuat dan tekad yang dahsyat karena Allah semata-mata.”

Pengetahuan adalah salah satu dari sekian banyak "modal" yang Allah berikan untuk kita jadikan bekal dalam kehidupan kita. Membangun pengetahuan yang kuat dan tekad yang dahsyat bukanlah perkara yang mudah, tapi bukan pula perkara yang rumit dan sukar. Kekuatan pengetahuan adalah ibarat "bahan bakar" untuk kita menggerakkan "mesin-mesin" dakwah termasuk menggerakkan diri kita sendiri.

Seringkali konteks membangun pengetahuan aktivis dakwah yang kokoh itu diabaikan. Kenyataan di medan dakwah menyadarkan kita bahwa ada begitu banyak ujian :

1. Yang bersedia untuk melukai langkah kita.
2. Yang bersedia untuk membuatkan kita sakit.
3. Yang bersedia menghantarkan kita ke tepian jalan.
4. Yang menempatkan kita untuk merasa cukup menjadi "penonton" saja tanpa mampu berbuat lebih banyak.


Dalam keadaan yang demikian, tentunya kekuatan pengetahuan seorang aktivis dakwah sangat perlu untuk dibangun dan amat penting untuk diperhatikan karena jika tidak, maka  akan banyaknya keluhan di atas berbagai ujian yang kita temui di jalan dakwah.

Sebenarnya tidak ada yang keliru dengan keluhan-keluhan itu, karena keluhan adalah satu hal manusiawi. Tapi yang menjadi keliru adalah ketika keluhan-keluhan yang terlontar itu menjadi keluhan yang tidak membawa kepada jalan penyelesaian bahkan yang wujud justeru melahirkan paradigma yang dekat kepada sudut-sudut pesimistik sehingga sisi kehidupan yang dinamik yang sedang ditempuhi sekarang lahir menjadi sesuatu perkara  yang nampak sukar dan rumit.

Seorang pemikir dakwah pernah membuat pesan seperti berikut : “Seharusnya seorang aktivis dakwah itu belajar untuk mengubah paradigma berfikirnya dalam melihat sesuatu. Meskipun kenyataan yang kita saksikan memang rumit dan terasa berat, namun tidak bolehkah kita belajar melihat perkara itu menjadi sesuatu yang ringan dan biasa saja?

Paradigma berfikir secara optimis itu perlu dibangunkan walauapapun perkara atau masalah yang kita temui di medan dan jangan kita sentiasa pandang ia sebagai suatu kesulitan yang seolah-olah tidak ada jalan penyelesaiannya kerana setiap kita menempatkannya begitu. Maka, seolah-olah tidak ada lagi jalan bagi kita untuk menyelesaikannya.”

Adakah kita setuju dengan kenyataan tersebut?

Ini bukanlah berarti kita mengambil ringan terhadap permasalahan yang kita temui di medan ketika kita tengah melaksanakan amanah, namun memang cara yang paling berkesan untuk membangun pengetahuan seorang aktivis dakwah sebetulnya adalah dengan : “Mengubah paradigma berfikir oleh dirinya sendiri.”

Daya pengetahuan yang kuat pada akhirnya disadari atau tidak disadari akan menghantarkan seorang aktivis dakwah kepada jalan penyelesaian yang positif seperti kata-kata sebuah pepatah berikut :


“Menepi sejenak untuk berlari seribu langkah lebih cepat, dan bukan untuk, Menepi sejenak untuk beristirahat dan diam enggan bergerak”.

Ia mengeluh dan menyampaikan pergerakan yang dinamik di medan sebagai usaha untuk mengoptimumkan kemampuannya dalam berfikir secara strategik bagi menyelesaikan berbagai permasaalahan dan untuk ia mampu melakukan perkara tersebut, seorang aktivis dakwah perlulah banyak belajar di antaranya:

a. Belajar untuk berani menghadapi bebanan amanah yang bersifat dinamik.
b. Berani untuk menangani spekulasi.
c. Berani untuk menempatkan paradigma positif sebagai gerbang awal bagi berbagai permasalahan yang dihadapinya.


Pengetahuan yang kuat akan bersinergi dengan tekad yang dahsyat dan inilah modal "imuniti" bagi seorang aktivis dakwah dalam memikul amanah.

Pengetahuan yang cenderung rapuh akan sangat mudah memberi pengaruh kepada kekuatan tekadnya untuk terus berada di atas jalan dakwah serta bersama-sama berada dalam satu barisan.

Sinergistik antara minda yang kuat dan tekad yang dahsyat ini menjadi modal utama bagi terbangunnya aktiviti strategik dari aktivis dakwah itu sendiri. Jika hanya salah satunya sahaja dipenuhi, maka kekuatan sebenarnya tidak dapat diserahkan.


Membangun pengetahuan yang memiliki daya tahan yang baik bagi seorang aktivis dakwah biasanya dimulai dengan membangun paradigma berfikir yang positif terhadap segala sesuatu.

Secara idealnya, seorang aktivis dakwah memang lebih banyak untuk berfikir secara positif, lebih-lebih lagi dengan pefahaman dan keyakinan akan adanya pertolongan dari Allah, maka tidak ada satu pun permasalahan yang tidak ada jalan penyelesaiannya dan karena itu tidak ada lagi alasan untuk terus berkeluh kesah tanpa ikhtiar mencari pemecah kepada sesuatu masalah.


Kekuatan pengetahuan ini pada akhirnya tidak hanya sekadar menjadi "kekebalan" bagi aktivis dakwah dalam memikul amanah dakwah bahkan juga akan menjadi bekal bagi dirinya dalam melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan barisan dakwah atau pun bukan.


Jangan Bersifat Menunggu

Kita tidak boleh bersikap tunggu dan lihat kerana dakwah itu bersifat dinamik di mana ia bergerak dengan cepat, maka dengan itu bersegeralah untuk memenuhi seruannya kerana jika tidak, maka kita akan tertinggal dan mungkin sifat dinamik dakwah itu tidak akan kembali lagi menghampiri kita.

Apakah peranan strategik seorang aktivis dakwah?

Ya, ungkapan di atas adalah ungkapan yang sebetulnya seringkali melintas dengan kuat dalam diri kita atau ia hanya sekadar ungkapan yang diciptakan sendiri oleh kita di mana, nampak agak gah dan hebat, namun ia adalah tamparan kepada kita di saat jiwa kita ini lebih banyak memilih untuk diam.

Kadang-kadang kita lihat ratusan atau bahkan ribuan orang di luar sana yang mengaku sebagai aktivis, apalagi aktivis dakwah, hendaklah ia :

1. Belajar untuk mampu memotivasi dirinya dengan baik sebelum ia dapat memotivasi orang lain.
2. Belajar untuk berinisiatif menggerakkan dirinya dalam aktivitas kebaikan sebelum ia mampu mendorong orang lain untuk terlibat dalam aktivitas kebaikan itu. 

Tidak sedikit aktivis dakwah hari ini memilih untuk berada di zona selesai, menikmati keselesaian yang sebetulnya adalah suatu khayalan karena dalam dakwah itu, tidak ada keselesaian yang hakiki selain keselesaian yang Allah hadiahkan kelak untuk mereka yang ikhlas dan istiqamah berjuang di jalanNya karena secara tabiinya, dakwah adalah jalan yang penuh dengan onak dan duri dan sedikit sekali orang yang mampu bertahan di atasnya.

Penilaian besar lainnya adalah pemenuhan kapasitas setiap diri individu untuk mau dan mampu bersikap dinamik. Kekuatan kapasitas itu merupakan kemestian dari sebuah ikhtiar.

Seorang aktivis dakwah tidak hanya merasa cukup dengan banyaknya amanah yang ia laksanakan atau cukup dengan banyaknya amanah yang ia pikul, namun pertautan yang kuat antara amanah dengan kapasiti diri adalah penting. Ini adalah kerana seringkali kita kemudiannya tidak cukup kuat untuk bertahan ketika kapasitas diri kita berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali.

Kapasitas yang kita bicarakan ini adalah kapasitas secara ‘tsaqafah’. Seringkali kita terlalu banyak disibukkan dengan berbagai ‘qadhaya’ (permasalahan) yang kita hadapi tanpa  berusaha menempatkan diri sebagai sumber kepada penyelesaian.

Sifat dinamik sebuah dakwah terasa sangat kompleks dan tentu saja perkara itu memerlukan kesediaan dari setiap aktivisnya untuk kuat bertempur dalam arus yang dinamik itu.

Kita tidak mau sekadar kuat dari sudut ruhiyah semata-mata, namun kita juga ingin kuat secara keilmuan, pengetahuan serta jasadiyah dan sudah barang tentu budaya ini diperlukan serta dipertajamkan yaitu budaya kekuatan ‘tsaqafah’.

Kita sepatutnya mampu membekalkan setiap diri aktivis dakwah dengan kemampuan untuk :

a. Dapat berfikir secara strategik.
b. Menempatkan diri di posisi yang tepat.
c. Bersikap luwes dalam menggeluti medan dakwah

Semua kemampuan di atas ternyata merupakan keperluan dan keharusan yang tidak dapat ditawar menawar lagi.

Kadang-kadang kita terlalu ragu bahkan mungkin takut dengan sifat dinamik yang ada di hadapan kita karena kita tidak mempersiapkan diri kita untuk bergelut dengan arus dinamik itu bahkan kita seringkali mudah diserang terhadap sesuatu keadaan yang sepatutnya dapat kita kendalikan jika kita mengutamakan keyakinan dan ikhtiar secara optimum serta tidak lari dari suasana itu.

Ketika kita sedar bahwa wujudnya arus dinamik dakwah, maka sudah tentu menjadi aktivis dakwah yang pasif bukanlah pilihan atau menjadi aktivis dakwah yang sentiasa mencari "posisi aman", itu pun bukanlah jalan yang seharusnya ditempuhi.

Arus dinamik sebuah dakwah secara idealnya beriringan dengan sifat dinamik aktivis-aktivisnya.

Belajar berfikir secara strategik terhadap arus dinamik itu bukan bermakna saling menunggu kerana tidak selalu setiap langkah dakwah itu perlu menunggu arahan. Di sudut lain, ia bukan pula bermakna kita kena bergerak dahulu dengan mengabaikan keperluan mendengar sebuah arahan.

Di sinilah berfikir secara strategik itu dituntut dari seorang aktivis dakwah di mana usaha meningkatkan kapasiti diri dengan membaca, berdiskusi dan tentu saja ‘learning by doing’ serta belajar dari sifat dinamik dakwah menjadi sebuah keperluan dan bukan suatu pilihan.


Komitmen Memancarkan Cahaya

Komitmen adalah sebuah perkataan yang setiap orang bisa menafsirkannya dengan cara dan bahasa yang berbeda.

Lebih-lebih lagi ketika dalam tahap untuk mencari maknanya yang tepat, sudah tentu setiap apa yang ada dalam kepala seseorang berbeda dengan yang lainnya.

Namun, perlu diakui bahwa seringkali komitmen ini dilupakan. Ia memang sesuatu yang abstrak, namun kita sedar atau tidak bahwa sebuah komitmen adalah ibarat pelita yang meskipun nampak kecil dan sekali-kali bagai ditiup oleh angin, namun ia tetap mampu memberikan cahaya meskipun mungkin kecerahannya tidak seberapa.

Mempertahankan sebuah komitmen bukan sesuatu yang mudah, tapi bukan juga berarti tidak mungkin dan yang jelasnya ujian dari sebuah komitmen itu luar biasa kesannya.

Secara terminologinya, perbahasan terhadap perkataan komitmen itu memang cukup panjang namun, apakah aplikasinya?

Lalu timbul sebuah pertanyaan yang memecahkan sebuah pemikiran yaitu :

“Sudah seperti apakah komitmen dakwah kita sampai saat ini?”

Mari kita singgah sebentar pada ayat Allah berikut : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman akan jiwa mereka dan harta-benda mereka dengan (balasan), bahwa mereka akan memperoleh syurga (disebabkan) mereka berjuang pada jalan Allah maka (di antara) mereka ada yang membunuh dan terbunuh. (Balasan syurga yang demikian ialah) sebagai janji yang benar yang ditetapkan oleh Allah di dalam (kitab- kitab) Taurat dan Injil, serta Al Qur’an dan siapakah lagi yang lebih menyempurnakan janjinya daripada Allah? Oleh itu, bergembiralah dengan jualan yang kamu jalankan jual belinya itu dan (ketahuilah bahwa) jual beli (yang seperti itu) ialah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah : 111)

Satu ayat itu sahaja sudah lebih dari cukup untuk mendefinisikan komitmen apakah yang semestinya dimiliki oleh seorang muslim. Lebih-lebih lagi ketika peribadi muslim itu tahu dan faham akan konteks dakwah dan jihad yang benar-benar membuatkan kepala ini semakin tunduk, semoga disertai dengan ketundukan hati juga.

Lalu perkara yang seterusnya muncul adalah : “Apa yang menjadi komitmen Islam.”

Semakin kita berfikir dengan mendalam dan akhirnya terjawab bahwasanya komitmen Islam itu adalah dua kalimah syahadat.

Itulah yang seringkali kita lupakan dan abaikan serta tidak berfikir untuk ditingkatkan. padahal sebuah komitmen pun memerlukan "refresh" (penyegaran semula).

Lalu timbul pertanyaan seterusnya : “Tahukah kita siapa orang yang akan menikmati manisnya sebuah komitmen Islam?”

Yang jelasnya bahwa orang yang akan memetik buah yang manis dari komitmen Islam adalah mereka yang tidak cukup hanya sekadar beriman saja, tetapi juga bagaimana dari keimanannya itu lahir sebuah ikhtiar untuk sentiasa beramal dan menegakkan kebajikan.

Setidak-tidaknya ada beberapa usaha yang boleh kita lakukan atau kita ikhtiarkan untuk kemudiannya menjaga konsistensi atau bahkan kekuatan kualiti dari sebuah komitmen Islam yang kita bangunkan, diantaranya adalah :

1. Sentiasa mengikhtiarkan untuk meningkatkan dan melakukan perbaikan kualitas keimanan.
2. Mengusahakan untuk sentiasa berada atau memiliki saudara-saudara yang benar-benar kuat dalam merealisasikan keimanannya dalam berdoa.

Tentu saja setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam menjaga sebuah konsistensi komitmen. Walauapapun cara dan jalannya, semoga kita sentiasa berikhtiar dengan yang terbaik dan optimum untuk meningkatkan komitmen bagi membangunkan Islam dengan lebih mantap, cepat berkembang dan kuat menghadapi arus dinamis.



Beginilah Allah Cara Mentarbiyahkan Kita

Banyak orang yang mungkin merasa tidak benar-benar menikmati kehidupan sehariannya. Ada banyak batu-batu kecil maupun besar yang sentiasa menusuk kehidupan kita setiap harinya.

Inilah yang kemudiannya menjadi ujian bagi kita dan ternyata tidak semua orang dapat menikmati ujian yang ada di hadapannya. Ujian kehidupan tidaklah selalu berbentuk kesulitan, kesempitan, bencana ataupun mungkin kehilangan sesuatu.

Makna ujian hidup begitu luas. Ujian boleh berbentuk kebahagiaan, keceriaan juga kesenangan. Bagaimana mungkin kebahagiaan, keceriaan dan kesenangan menjadi ujian untuk hidup kita?

Jika itulah yang juga yang menjadi ujian, apakah tidak ada kebahagiaan yang hadir dalam kehidupan seharian kita?

Mungkin itulah sedikit sebanyak pertanyaan yang ketika ini berputar dalam benak pemikiran kita dan belum lagi ditambah dengan pertanyaan berikut yaitu : “Jika kebahagiaan saja yang menjadi ujian, lantas, bagaimana bentuk kebahagiaan yang sesungguhnya?”

Makna kebahagiaan maupun ujian berupa kesulitan tidaklah selalunya difahami dengan makna yang sama oleh setiap orang. Misalnya satu contoh mudah yang dekat dengan kehidupan seharian kita adalah ketika kita berbicara tentang masalah nilai akademik, boleh jadi ketika kita di sekolah atau kuliah di mana apabila kita mendapatkan nilai yang terbaik, maka bagi sebahagian orang, itu menjadi kebahagiaan, namuan boleh jadi, bagi sebahagian yang lainnya itu justeru merupakan ujian. Bagaimana perkara itu bisa menjadi ujian?

Memang sesuatu yang perlu kita akui bahwa nilai maupun hasil yang sangat baik dari apa yang kita ikhtiarkan, memang perlu diakui sebagai sebuah kebahagiaan tetapi kebahagiaan itu akan kemudiannya menjadi ujian tatkala dalam diri kita yang hadir selepas itu bukanlah rasa syukur kepadaNya yang telah meredhai kita untuk mendapatkan nilai atau hasil yang sangat baik itu. Justeru yang kemudiannya terukir dalam benak pemikiran kita adalah perasaan irihati, ujub, sombong dan riya’.

Di sinilah kemudiannya kebahagiaan itu menjadi ujian yang berlaku dalam peristiwa kehidupan diri kita dan wujud dalam lingkungan kehidupan seharian kita.

Di situlah sebetulnya makna tarbiyah bagi kehidupan dan diri kita. Seringkali kita luput untuk memetik hikmah dari segenap kebahagiaan yang Allah berikan kepada kita.

Jangankan dalam keadaan bahagia, dalam keadaan kita tengah diuji dengan kesulitan, kesempitan atau bencana pun, masih ramai dari kita yang tidak mampu untuk memetik hikmahnya padahal ‘hikmah’ maupun ‘ibrah’ itu merupakan salah satu cara Allah mentarbiyah kita.

Bisa jadi tarbiyah itu kita peroleh melalui pintu ujian kesulitan dan kesempitan dan bisa jadi pula tarbiyah itu kita perolehi melalui pintu nikmat kebahagiaan.

Ada banyak cara Allah mentarbiyah kita. Kebahagiaan dan ujian kesulitan serta kesempitan hanya satu di antara banyak pintu tarbiyah Allah.

Andai saja kita mau mencoba untuk memahami apa yang sudah Allah ciptakan yang ada pada diri kita maupun yang ada di muka bumi, alam semesta dan makhluk  Allah lainnya, maka sungguh itu akan menjadi tarbiyah dari Allah untuk kita.

Sehelai daun kering yang jatuh pun jika kita perhatikan dengan saksama, kemudian kita sedari bahwa sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di muka bumi ini di luar daripada kehendak Allah.

Ketika kita sampai kepada pemikiran itu, maka itulah satu dari sekian ribu (yang sebetulnya tidak terhingga) tarbiyah dari Allah untuk kita.

Yakinlah, Allah sudah mengatur semuanya untuk kita, sehingga dengan izin-Nya pula semua itu akan berlaku pada waktunya. Maka, dengan tarbiyah Allah, itu salah satu bukti indahnya kehidupan yang sentiasa disandarkan kepada-Nya.

Apa yang berlaku pada diri dan kehidupan kita, sesungguhnya itu sudah ada dalam "pengawasan" Allah. Percayalah dan kembalikan semuanya kepada Dia sehingga tidak wujud lagi rasa khawatir maupun ketakutan, keputus-asaan bahkan ketidakpercayaan kepada-Nya.

Tarbiyah dari Allah itu adalah nikmat yang perlu kita syukuri. Semakin banyak kita bersyukur, semakin dekat kita dengan Allah, semakin dekat dengan nikmat yang Allah tambahkan dan insya Allah kemudiannya nanti kita semakin menikmati semua tarbiyah kehidupan yang sentiasa hadir dalam keseharian kita.

Oleh karena ada banyak cara Allah mentarbiyah kita maka, janganlah kemudiannya kita merasa letih dan bersikap mudah menyerah daripada terus mengejar tarbiyah yang sentiasa mendatangi diri kita.

Tarbiyahlah dirimu, maka engkau akan semakin mengenal Tuhanmu, Allah Insya Allah.

Marilah menikmati suara Shoutul Harokah



Hadapilah

walau hujan badai kan terus melanda
walau amuk gelombang tak henti menerjang
walau terang mencegah, walau mentari kan membakar
jangan letih menapaki kehidupan

ujian bagaikan terik sinar sang surya
hadir kedunia bersama berjuta karunia
janganlah bertekuk lutut dalam pelukan putus asa
janganlah bersimpuh dihadapan duka

hadapilah segala tantangan
sambutlah harimu dengan suka cita
hadapilah segala ujian
dalam kesulitan pasti ada kemudahan

Ya Allah, kurniakanlah kekuatan pengetahuan kepada kami sehingga kami mampu mengubah ujian dan kesulitan dariMu menjadi suatu peluang dan harapan yang akan memberi kekuatan kepada tekad kami untuk menegakkan panji-panji dakwah di jalanMu.



0 comments:

Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan

UP DATE VIDEO PKS

TOTAL LAYANGAN BULAN INI

TRENDING

 
Copyright © PKS DPC Sumedang Utara - All Rights Reserved
    Facebook Twitter YouTube