Home » » Antara Pelajar, Mahasiswa dan Orang Awam

Antara Pelajar, Mahasiswa dan Orang Awam

Written By Dedi E Kusmayadi Soerialaga on Minggu, 16 Maret 2014 | 3/16/2014

Saya menemukan gambar dalam masa kampanye 2014 saat ini antara PKS dan PDIP, berbagai cara untuk menarik perhatian masyarakat dalam  merekrut masyarakat untuk menarik simpati masyarakat. Di antara militansi partai-partai politik di Indonesia, antara pelajar, mahasiswa, masyarakat kecil (wong cilik) dan awam.

Apakah sewaktu dulu Ir. Soekarno memperjuangkan PDI demikian tentunya tidak bukan? Masyarakat yang notebene heterogen baik tingkat pendidikan, idealisme dan militansi politik sudah tentu berpengaruh dalam menentukan sikap mereka dalam memilih partai politik.

Kita bisa lihat dalam struktur masyarakat Indonesia yang heterogen budaya, kulturisme, suku dan agama. Begitu juga dalam tingkat pendidikan (maaf ya saya bukan mediskriminasikan dalam hal pendidikan). Begitu juga dalam cara pandang masyarakat menyukai suatu partai sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penokohan seorang tokoh seperti halnya PDIP, masyarakat masih menganggap Ir. Soekarno adalah seorang penggagas perpolitikan marhaenisme.

Dulu Pak Soekarno begitu heroik dalam memperjuangankan negeri dari "Belenggu Penjajahan dan Penindasan", sehingga berbekaslah rasa cinta terhadap beliau sebagai tokoh kharismatik di Indonesia. Dan pada jaman orde lama bergulir ke Orde Baru muncul figur baru sebagai "Bapak Pembangunan Indonesia". Dan perpolitikan di Indonesia pun bergulir ke arah Partai Golkar. Partai ini terus berkembang menjadi besar selama masa pemerintahan Soeharto dalam kurun waktu 25 tahun, namun karena gejolak politik akan "korupsi, kolusi dan Nepotisme". Partai ini akhirnya tumbang juga karena pelajar dan mahasiswa, dan sejak itulah timbul berbagai macam partai-partai politik dari tiga partai lama yaitu GOLKAR, PDI dan PPP yang berbasis Agama.

Sudah menjadi "Sunatullah" dalam cara pandang dan sikap perbedaan dalam budaya, kultur, suku dan agama yang beragam. Aku masih teringat sewaktu jaman orde baru yang bapakku (alm) yang menjadi aktivis golkar yang berlambang beringin (Golkar).

"Tong ngadekeutan tokoh partai PDI, partai eta mah lolobana japuk, turunan PKI..bla..bla..bla," kata Bapakku, ya maklumlah bapakku adalah pensiunan ABRI dan jaman mempertahankan kemerdekaan. Dan memang tidak bisa dipungkiri sebagian masyakarakat kecil yang agak-agak premanis memilih partai berlambang ini. Namun tidak demikian hal jika aku berdekatan dengan keluargaku yang aktif  di PDI dulu sejaman Bapakku yang hingga kini masih di hormati diantara kader PDIP sebagai seorang tokoh tua yang dihormati di kotaku. Namun pamanku sekarang sudah tidak tertarik lagi perpolitikan karena jaman telah bergulir.

Dulu aku tidak tertarik akan politik karena politik memang saling menjatuhkan, bahkan masyarakat menganggap "Politik itu Kejam". Oleh karena aku rajin baca-baca buku tentang perpolitikan di Negeri ini baik itu dari partai yang berbasis islam dan partai politik yang berbasis demokrasi sewaktu masih kuliah, apalagi di jaman kini yang serba canggih mau cari apapun ada di Internet tinggal meluncur ke papan google. 


Oleh karenanya "Jadilah pemilih yang cerdas dalam menentukan pilihan dan pilihan itu datangnya dari hati, walaupun ada satu kekuatan besar dalam mempengaruhi perpolitikan di negeri kita".

"Ya Allah berikanlah kami kemurahanmu dalam memilih dan memandang sesuatu yang kami bukan ahlinya, dan jadikanlah para pemimpin negeri kami pemimpin-pemimpin yang amanah bukan karena sesuatu media masa, golongan dan pribadi, karena pemimpin itu sesuatu amanah yang berat yang akan dihisab di yaumil hisab"

(dediesmd)

0 comments:

Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan

UP DATE VIDEO PKS

TOTAL LAYANGAN BULAN INI

TRENDING

 
Copyright © PKS DPC Sumedang Utara - All Rights Reserved
    Facebook Twitter YouTube