Home » , , » Di Mata Taufiq Ismail (Sastrawan), Jokowi Adalah Penghianat

Di Mata Taufiq Ismail (Sastrawan), Jokowi Adalah Penghianat

Written By Dedi E Kusmayadi Soerialaga on Senin, 14 Juli 2014 | 7/14/2014

[Untuk Jakarta & Indonesia Tercinta]
Studio JMDOPP, 9 Juli 2014.

Kekecewaan kepada keputusan Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang siap bertarung pada pemilu 2014 sebagai capres dari PDIP, bukan hanya dirasakan warga Ibukota saja. Lebih dari itu banyak dari akademisi, pengamat, budayawan, dan sastrawan merasakan hal yang sama. Mereka seolah suda dikhianati Jokowi yang sedari awal berjanji mengurus Jakarta sampai tuntas.

Salah satu sastrawan Tanah Air yang sangat kecewa dengan pengkhianatan Jokowi adalah Taufiq Ismail. Sastrawan senior itu menilai Jokowi tidak pantas menjadi Presiden Republik Indonesia lantaran dianggap tidak mampu mengemban amanat dari rakyat Jakarta. Bekas Walikota Solo itu telah menjadi pengkhianat.

“Saya kecewa sama Jokowi. Dia telah mengkhianati sumpah jabatannya jadi Gubernur Jakarta,” ujar Taufiq seusai menghadiri peresmian Jakarta Book Fair 2014 di Istora Gelora Bung Karno, Jumat (23/5).

Lebih lanjut, Taufiq menilai Jokowi bukan orang jenius. Jokowi, katanya, hanya bermodalkan tampang sederhana saja dan memiliki postur tubuh yang kurus.

Taufiq Ismail mengibaratkan Jokowi merupakan siswa sekolah tidak lulus yang haus akan kekuasaan. "Ketika jadi Wali Kota Solo itu ibaratnya dia SMP. Pas jadi Gubernur Jakarta, ibaratnya dia SMA. Kedua-duanya tidak lulus. Masa mau jadi Presiden," katanya.

Kekecewaan Taufiq Ismail terhadap Jokowi juga terkait ketidakjujuranya ketika menulis sebuah artikel di sebuah harian nasional berjudulRevolusi Mental.

Bagi, Taufiq, tulisan tersebut mencederai dunia literasi lantaran Jokowi diduga mengaku-ngaku menulis sendiri. Padahal, tulisan tersebut dibuat oleh tim Jokowi. "Bukannya saya menyuruh Jokowi menulis sendiri. Tetapi dia harus jujur bahwa yang menulis adalah tim," paparnya.


PENGUSUNG JOKOWI - JK HANYALAH PARTAI-PARTAI PENGKHIANAT..!!

Pengusung koalisi Jokowi-JK, menurut FPI Tangerang Selatan, tak lebih kumpulan partai-partai pengkianat belaka. Pengkhianatan itu sangat jelas. Jadi apa yang diharapkan dari partai-partai pengkhianat itu?

Pertama, Mega pernah membuat perjanjian tertulis dengan Prabowo, dan dikenal dengan perjanjian 'Batutulis' Bogor. Di mana Mega akan mencalonkan Prabowo dalam pilpres 2014 ini. Tetapi, perjanjian itu dikhianati oleh Mega, akibat berbagai tekanan dari luar, dan kemudian meninggalkan Prabowo, Mega memilih Jokowi.

Kedua, Jokowi berulangkali ditanya oleh wartawan tentang pencapresannya, selalu menolak. "Copras-capres, .. saya sudah lebih sebelas kali ditanya", tuturnya. Jokowi, menegaskan tidak akan nyapres, dan berjanji akan menyelesaikan tugasnya. "Sebagai gubernur, saya akan menyelesaikan tugas lima tahun ke depan", tegasnya. Apa lacur? Jokowi meninggalkan rakyat Jakarta yang memilihnya, dan tidak amanah. Jokowi memilih menjadi capres. Jokowi mengkhianati rakyat Jakarta.

Ketiga, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, berhasil mengibuli Rhoma Irama, yang dititah menjadi Capres PKB. Rhoma berkeliling ke kiai-kiai se-jawa, dan ikut banting-tulang, berkampanye bagi PKB. Suara PKB mengalami kenaikan yang sangat luar biasa, hampir 10 persen. PKB dari partai gurem, menjadi partai yang memiliki nilai tawar. Tetapi, lagi-lagi Cak Imin, berkhianat terhadap Rhoma Irama, dan tanpa konsultasi dengan Rhoma, ditinggalkannya Rhoma dan mendukung PDIP yang mengusung Jokowi. Muhaimin mengkhianati Rhoma, dan tidak mengakui adanya 'Rhoma Efek'?

Keempat, Surya Paloh yang mendirikan Partai Nasdem yang awal kemunculannya adalah ormas (organisasi massa) dan berkomitmen untuk tidak menjadi sebuah partai. Tapi kenyataan saat ini justru Nasdem menjilat ludahnya sendiri. Menjadi partai politik. Surya Paloh dengan menggunakan MetroTV, kampanye habis-habisan. Sekarang mendukung Jokowi-JK. Surya Paloh ingin membalas dendam atas kekalahannya saat Kongres Golkar di Riau, dan dimenangkan oleh Aburizal Bakrie. Maka, pagi-pagi Surya Paloh mendukung PDIP, dan menyorongkan JK, sebagai pendamping Jokowi. Sedihnya, menurut pengakuan pendiri PDIP, Sabam Sirait, JK menggelontorkan uang mahar Rp 10 T, kepada Jokowi.

Kelima, JK-Wiranto pernah berpasangan dalam pilpres 2009, dan kalah. Sesudah di depak oleh SBY. SBY menggandeng Boediono. JK-Wiranto tidak didukung oleh Golkar. Sekarang JK seperti penyanyi 'solo' menawarkan diri kepada Mega, dan mau menjadi wakilnya Jokowi. Sedangkan umur JK sudah 72 tahun. Sudah pernah menjadi wakil presiden 2004-2009. Sudah pernah kalah nyapres. Sekarang maju menjadi wakil Jokowi. Sungguh sangat absurd. "Apa yang kau cari JK?"

Inilah kumpulan Koalisi para pengkhianat. Mungkinkan para pengkhianat menjdi pilihan? Maukah bangsa dan rakyat dipimpin para pengkhianat?


BEBERAPA BUKTI BAHWA JOKOWI GAGAL DAN GAGAL

Sekelompok orang di sejumlah daerah Indonesia yang mengaku sebagai relawan Jokowi untuk Presiden RI sudah mendeklarasikan dukungan. Gerakan ini dilakukan secara sistematis karena memang dimotori oleh tim pemenangan Jokowi bukan karena inisiatif masyarakat sendiri. Tujuannya, untuk menekan Ketua Umum PDIP, Megawati agar merestui pencapresan Jokowi tahun ini.

Hari ini sekelompok orang di Ambon juga mendeklarasikan berdirinya relawan Jokowi untuk menjadi Presiden RI 2014 – 2019, Sabtu (08/03). Koordinator Relawan Jokowi For Presiden, Cristian Resisamanu mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mendesak Megawati agar segera merestui pencapresan Jokowi. Menurut, secara kinerja, hanya Jokowi yang pantas untuk menjadi Presiden RI.

Lantas apa saja kinerja Jokowi yang dinilai berhasil sehingga dirinya layak memimpin Indonesia? Berikut sejumlah fakta kinerja Jokowi baik selama menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta :

Jokowi di Solo

1. Jokowi gagal mengatasi banjir sehingga setiap tahunnya kota Solo terendam banjir termasuk juga rumah wali kota

2. Jokowi gagal mengatasi persoalan macet karena tidak memiliki konsep transportasi publik untuk mengatasi macet. Bahkan sejumlah jalan di kota Solo yang awalnya berstatus lancar menjadi jalan yang macet

3. Jokowi gagal mengatasi persoalan sampah

4. Jokowi berhasil meningkatkan angka kemiskinan selama dua periode jabatannya. selama 7 tahun terakhir kepemimpinan Joko Widodo di Solo angka kemiskinan kian meningkat dari tahun ke tahun. Seperti 2010 angka kemiskinan di Kota Solo mencapai 13,34 persen. Disusul berturut-turut 2006 (15,21 persen), 2007 (13,64 persen), 2008 (16,13 persen), 2009 (14,99 persen), 2010 (13,98 persen), dan 2011 (16 persen). Hal ini sesuai dengan data dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Solo pada 2011 ang mengungkapkan sebanyak 133 ribu jiwa (25 persen) jumlah warga miskin dari total jumlah penduduk Solo yang mencapai 530 ribu jiwa. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya seperti 2009 yang hanya 107 ribu jiwa, dan 2010 yang mencapai 125 ribu jiwa.

5. Jokowi gagal membangun gapura Makutha yang tak kunjung selesai dan terbengkalai selama 1,5 tahun

6. Jokowi terlilit kasus dugaan manipulasi perjalanan dinas pemerintahan kota Solo

7. Jokowi gagal menertibkan PKL di Solo. Selama ini yang benar–benar bekerja dalam hal ini adalah Wakilnya FX Hady Rudiyatmo yang dikenal tegas dan memiliki massa yang kuat hingga ke akar rumput. Saat ini, PKL masih menjadi persoalan serius di kota Solo. PKL yang sudah direlokasi nyatanya kembali ketempat semula karena dagangan mereka di tempat baru tidak laku

8. Jokowi gagal menata pedagang tradisional di pasar tradisional. Para pedagang mengaku, sejak kebijakan Jokowi tersebut pendapatan mereka menurun drastis hingga mencapai 80 persen dari sebelumnya

9. Jokowi gagal memajemen pemerintahan kota Solo. Pada Desember 2011, koto Solo gelap gulita karena PLN memutus jaringan listrik untuk 17.000 titik lampu penerangan jalan. Penyebabnya karena Pemkot untuk yang kesekian kalinya menunggak pembayaran rekening listrik untuk penerangan jalan umum. Pemkot Solo menunggak rekening sejumlah Rp 8,9 miliar.

10. Jokowi gagal mewujudkan kawasan City Walk di Solo padahal sudah menghabiskan anggaran Rp 1,3 miliar. Kawasan yang dibangun Jokowi dengan anggaran sebesar itu hanya merupakan tempat mangkalnya PKL dan tukang becak karena proyek tersebut tidak ada kelanjutannya.

Jokowi di Jakarta

1. Jokowi gagal mengantisipasi banjir dan membuang anggaran Rp 1,4 triliun

2. Jokowi gagal mengatasi kemacetan dan kembali melakukan pemborosan anggaran dengan membeli bus karatan dari Cina juga membangun monorail yang merupakan transportasi wisata dalam pusat kota

3. Gagal menertibkan pedagang di pasar tradisional seperti di Tanah Abang. Sama halnya dengan pedagang di Solo, hidup pedagang di Tanah Abang juga kian memburuk karena pendapatan yang terus menurun

4. Menggusur rakyat kecil di sekitar pluit dan 17 titik pemukiman miskin lainnya. Jokowi meratakan rumah ratusan warga tanpa memberikan ganti rugi dan tempat tinggal sehingga warga hidup terlunta – lunta

5. Lelang jabatan yang tak memiliki asas karena lebih dari 10 bulan Pemprov DKI tidak memiliki Sekretaris Daerah, dll.

Demikianlah sejumlah fakta nyata yang dapat dilihat langsung dengan mata, masih ada sejumlah kegagalan Jokowi lainnya yang berhasil ditutupinya dengan rapi. Kelihaian Jokowi memanfaatkan media massa dan sosial media patut diacungi jempol. Meskipun Jokowi memiliki segudang “kecacatan” tetapi berhasil dipolesnya sedemikian rupa sehingga mampu menarik simpati masyarakat dan melambungkan namanya di posisi teratas hasil survei politik.

Dengan semua fakta yang ada, masihkah kita melihat Jokowi sebagai sosok yang pantas diusung menjadi Presiden RI tahun ini? Belum lagi berbicara tentang janji – janji Jokowi selama masa kampanye Pilkada DKI dulu dan sumpahnya kepada Tuhan untuk membenahi Jakarta selama lima tahun.

Dapat dipastikan, jika Jokowi tetap memaksakan diri untuk maju Pilpres tahun ini, maka dukungan masyarakat nyata akan terkikis karena Jokowi bisa dianggap mengingkari janji dan sumpah – sumpahnya. Jokowi juga belum berhasil membawa wajah baru bagi Jakarta karena Jakarta saat ini tidak ada bedanya dengan Jakartanya Foke.

Sebaiknya Jokowi mengurungkan niat untuk maju tahun ini. Peluang Jokowi untuk maju di Pemilu berikutnya jauh lebih besar dan dukungan masyarakatpun akan semakin mantap dan bulat apalagi Jokowi berhasil membenahi persoalan Jakarta terutama banjir dan macet


BERSIKAP DENGAN CERDAS DAN TEGAS
Teruntuk penduduk DKI Jakarta khususnya, dan secara umum warga NKRI yang di rahmati Allah subhanahu wa ta’ala…

Belum lagi usai pencoblosan Pemilu Capres-Cawapres 9 Juli 2014, ternyata kubu calon No.2 sudah langsung mengumumkan kemenangan diri lewat hasil sementara “quick count”, yang mereka klaim paling benar dan memastikan bahwa Jokowi—JK adalah Capres—Cawapres 2014 – 2019..!?

Hmmm… PD dan arogan sekali mereka itu..!? Tapi tidak apa, toh perihal demikian itu akan dijadikan pembenaran melalui klaim hak azazi..!? Ya sudah, berarti hak azazi kami juga bila [setelah] mempelajari – menimbang – dan memutuskan bahwa Ir. Joko Widodo [Jokowi] sebenarnya adalah sosok yang belum punya prestasi sebagaimana pemberitaan, selain lantaran ia digiring sedemikian rupa oleh orang-orang yang ingin mengeruk keuntungan dan menghancurkan NKRI, lantas menjadikan sosok Jokowi ini tiba-tiba “down to earth”..!?

Maka silakan saja kalian teriak-teriak Jokowi bakal menang dan jadi Presiden RI, hingga tanggal 22 Juli 2014 saja..!! Namun jika keputusan KPU adalah sebaliknya, maka bersiap-siaplah anda untuk menerima penolakan dari banyak pihak, lantaran anda ingin “jilat ludah” dan seenak perut sendiri ingin kembali memimpin DKI Jakarta..!? Sungguh kami akan menolak dengan tegas, dan mempertanyakan dosa-dosa anda selama “mampir” memimpin DKI Jakarta..!!

Selamat datang dan selamat bergabung kepada anda yang minat bergabung di halaman ini, buckle up and enjoy the news…

0 comments:

Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan

UP DATE VIDEO PKS

TOTAL LAYANGAN BULAN INI

TRENDING

 
Copyright © PKS DPC Sumedang Utara - All Rights Reserved
    Facebook Twitter YouTube