Gelar tersebut merupakan kali kedua bagi orang nomor satu di Jawa Barat
itu. Sebelumnya, pada 2011 Heryawan telah menerima gelar Doctor Honoris
Causa dari Youngsan University Korea Selatan, dalam Bidang Bisnis
Administrasi.
Pria yang akrab disebut Aher ini, mendapatkan gelar doctor lantaran
kerja nyata untuk bangsa dan negara di bidang ketatanegaraan di Islam
Indonesia, baik melalui jabatannya sebagai gubernur maupun aktivitas
pribadi dalam dak’wah dan aktivitasnya di dunia politik.
Penganugerahan gelar kehormatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17
Juli 2014, bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1435 H. di Auditorium
UIN Bandung, Jl. A.H. Nasution 105 Bandung, yang dihadiri oleh sejumlah
tokoh nasional dari kalangan pemerintahan, partai politik, dan para
akademisi.
Dalam kesempatan itu Aher menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul,
Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan Menuju Masyarakat Madani
Berdaya Saing Tinggi. Menurut Aher, transformasi paradigma merupakan
perbaikan cara pandang dan sikap terhadap sesuatu untuk melahirkan
percepatan perbaikan kualitas tanpa harus melakukan perubahan secara
drastis.
Secara ringkas substansi orasi itu menyebutkan transformasi paradigma
tata kelola pemerintahan merupakan bagian dari ikhtiar meretas jalan
menuju tatanan masyarakat madani berdaya saing tinggi, yang memiliki
empat dimensi.
"Yakni nilai dan karakter, keseimbangan duniawi dan ukhrowi,
kesejahteraan, dan harmoni alam-manusia. Proses transformasi
mengedepankan pendidikan masyarakat secara terstruktur dan bersistem,
yang mampu membangun jejaring kemajuan secara global, serta penekanan
akan pentingnya keyakinan diri untuk mencapai keberhasilan," tutur Aher.
Rektor UIN SGD Deddy Ismatullah menuturkan, Gubernur Jabar merupakan
putra terbaik Jawa Barat. Gelar doktor tersebut sudah mendapatkan
pertimbangan dari senat serta promotor. "Gelar doktor dalam bidang
ketatanegaraan islam menjawab bahwa al-quran lah yang pertama memberi
kepada ilmu pengetahuan," tutur dia.
Dia menilai, orasi ilmiah Heryawan masuk dalam prinsip-prinsip dasar
syariah islam. Konsep ini dikemukakan semakin kompleknya persoalan
pembangunan. Sektor akademis yang ada di perguruan tinggi menjadi
perkembangan baru dalam konsep masyarakat madani," tutur dia.
Gelar itu, lanjut Deddy merupakan wujud perhatian yang ril dari UIN SGD
terhadap pemerintah provinsi jabar. Dia berharap pembangunan di Jabar
terus dilakukan dalam konsep syariah agar agama dan mengelola negara
selalu terjaga.
"Semoga pemberian doktor ini memberikan semangat baru dalam mengemban
amanahnya. Semoga jawa barat menjado provinsi termaju di negara republik Indonesia ini," tutup dia.
Promotor penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut terdiri dari
tiga guru besar, yaitu Prof. Dr. H. Juhaya S. Praja, sebagai ketua
promotor (UIN Bandung), sedangkan co-promotor adalah Prof. Dr. Dede
Rosyada, MA., (UIN Jakarta), MA dan Prof. Dr. Oyo Sunaryo Mukhlas, M.Si.
(UIN Bandung), dan Prof. Dr. H. Moh. Najib, M.Ag., (UIN Bandung).
Sumber: inilah.com
0 comments:
Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan