Para kyai sepuh di sejumlah daerah di Jawa
Timur menyatakan sikap untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta dalam
pilpres 2014. Ada sejumlah alasan dukungan para alim ulama di antaranya, Prabowo sebagai capres yang visioner dan berjanji akan menguatkan pendidikan pondok pesantren.
Meski sejumlah Pengurus Nahdlatul Ulama tengah berseberangan dalam pilihan presiden 2014, tetapi beberapa kiai sepuh yang ada di beberapa wilayah di Jawa Timur sudah menyatakan sikap mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta.
Dukungan para alim ulama ini tidak muncul begitu saja, ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi sikap satu suara mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Hal ini dikemukakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Ponpes Al-Amin di Ngasinan Rejomulyo Kota Kediri kota kediri KH Anwar Iskandar.
Menurut Kyai Anwar, dari beberapa kali pertemuan para kiai mulai pertemuan di kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki dan juga dirumahnya para kiai menghendaki Prabowo menjadi presiden untuk periode 2014-2019 mendatang.
"Pak Prabowo itu senang bersilaturahmi ke berbagai pondok pesantren. Bahkan sewaktu menjabat Danjen Kopassus, Pak Prabowo pernah sowan ke (alm) Gus Miek di Ploso Mojo Kediri, juga ke kediaman KH Nawawi di Sidogiri. Alasan lainnya karena Pak Prabowo sebagai calon yang mempunyai visi dan misi jelas, terutama dalam mempertahankan NKRI," tegas Kiai Anwar Iskandar pada merdeka.com, Jumat (23/05).
Yang tidak kalah penting, kata mantan anggota MPR RI ini, Prabowo berjanji akan menguatkan pendidikan pondok pesantren dan memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. "Sifat tersebut antara lain tegas dan berani mengambil keputusan dan resiko dari sebuah keputusan tersebut," tambahnya.
Gus war juga mengakui adanya perpecahan pengurus pusat NU yakni sikap Ketua Umum Pbnu KH. Aqil Siradj bersama sejumlah pengurus lain mendukung Prabowo, sementara wakilnya Asad Ali yang juga Wakil Ketua BIN ini mendukung Jokowi.
"Secara organisatoris NU bukan organisasi politik sementara fenomena perpecahan pengurus dia anggap tidak lebih dari sekedar dinamika orang per orang. Dan NU sebagai jamaah diniyah tidak memiliki otoritas untuk melakukan politik praktis," tegas Gus War.
Sementara itu secara resmi pernyataan dukungan itu tidak hanya bersifat lisan. Tetap melalui Tausiah (himbauan,red) resmi kepada para santri Ponpes Lirboyo dan seluruh santri-santri yang ada di Kediri dan sekitarnya. Tausiyah ditandatangani resmi para sesepuh Kyai di Kediri antara lain KH Idris Marzuqi, KH Abdullah Kafibihi Mahrus dan KH Anwar Iskandar.
Meski sejumlah Pengurus Nahdlatul Ulama tengah berseberangan dalam pilihan presiden 2014, tetapi beberapa kiai sepuh yang ada di beberapa wilayah di Jawa Timur sudah menyatakan sikap mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta.
Dukungan para alim ulama ini tidak muncul begitu saja, ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi sikap satu suara mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Hal ini dikemukakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Ponpes Al-Amin di Ngasinan Rejomulyo Kota Kediri kota kediri KH Anwar Iskandar.
Menurut Kyai Anwar, dari beberapa kali pertemuan para kiai mulai pertemuan di kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki dan juga dirumahnya para kiai menghendaki Prabowo menjadi presiden untuk periode 2014-2019 mendatang.
"Pak Prabowo itu senang bersilaturahmi ke berbagai pondok pesantren. Bahkan sewaktu menjabat Danjen Kopassus, Pak Prabowo pernah sowan ke (alm) Gus Miek di Ploso Mojo Kediri, juga ke kediaman KH Nawawi di Sidogiri. Alasan lainnya karena Pak Prabowo sebagai calon yang mempunyai visi dan misi jelas, terutama dalam mempertahankan NKRI," tegas Kiai Anwar Iskandar pada merdeka.com, Jumat (23/05).
Yang tidak kalah penting, kata mantan anggota MPR RI ini, Prabowo berjanji akan menguatkan pendidikan pondok pesantren dan memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. "Sifat tersebut antara lain tegas dan berani mengambil keputusan dan resiko dari sebuah keputusan tersebut," tambahnya.
Gus war juga mengakui adanya perpecahan pengurus pusat NU yakni sikap Ketua Umum Pbnu KH. Aqil Siradj bersama sejumlah pengurus lain mendukung Prabowo, sementara wakilnya Asad Ali yang juga Wakil Ketua BIN ini mendukung Jokowi.
"Secara organisatoris NU bukan organisasi politik sementara fenomena perpecahan pengurus dia anggap tidak lebih dari sekedar dinamika orang per orang. Dan NU sebagai jamaah diniyah tidak memiliki otoritas untuk melakukan politik praktis," tegas Gus War.
Sementara itu secara resmi pernyataan dukungan itu tidak hanya bersifat lisan. Tetap melalui Tausiah (himbauan,red) resmi kepada para santri Ponpes Lirboyo dan seluruh santri-santri yang ada di Kediri dan sekitarnya. Tausiyah ditandatangani resmi para sesepuh Kyai di Kediri antara lain KH Idris Marzuqi, KH Abdullah Kafibihi Mahrus dan KH Anwar Iskandar.
0 comments:
Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan