Home » » Renungan: Hidup Apabila Dihayati Hanya Sebagai Pinjaman

Renungan: Hidup Apabila Dihayati Hanya Sebagai Pinjaman

Written By Dedi E Kusmayadi Soerialaga on Kamis, 11 Desember 2014 | 12/11/2014

Pernahkah Anda merasakan bahwa masa kanak-kanak Anda berlalu begitu sangat cepat, seperti baru kemarin saja terjadi. Kini Anda telah menjadi remaja, dewasa, berkeluarga, atau sudah menjadi kakek dan nenek, dan bahkan mungkin buyut. Namun, setelah sekian lama menjalani kehidupan tentunya Anda telah banyak belajar darinya dan pahit manisnya pasti Anda sudah rasakan. Dalam tulisan ini, saya akan mengajukan dua pertanyaan. 

Pertama apakah kita sudah merasa bahagia dengan kehidupan ini, dan Kedua apakah kita sudah puas dengan apa yang telah kita capai? 

Tak ada seorang pun yang dapat menyangkal bahwa kehidupan manusia hanya berlangsung sekali, tidak akan pernah ada kemungkinan atau cara untuk kembali lagi kemasa lalu atau untuk hidup abadi. Bila ternyata ada di antara kita menjawab dalam hati saya belum bahagia dengan kehidupan ini, maka cobalah sejenak untuk merenungkan beberapa hal berikut ini : 

1. Keluarga kita 
Cobalah perhatikan dan renungkan dalam hati. Orang tua kita, saudara-saudara kita, istri dan anak-anak kita, mereka adalah orang lain yang terikat dalam pertalian keluarga, mereka adalah pusaka yang kita miliki, susah senang kita semua akan merasakan. Cobalah bandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki keluarga seperti yang kita miliki, tentunya kita masih jauh lebih beruntung daripada mereka. Kita harus mensyukuri keluarga yang kita miliki. Kita tidak boleh menyia-nyiakan mereka. Kita harus mengasihi mereka dengan sungguh-sungguh, karena pastilah suatu saat kita akan sangat membutuhkan kehadiran mereka di sisi kita. 

2. Kesehatan kita 
Ketika berkesempatan mengunjungi rumah sakit entah untuk sekedar menengok teman atau sanak saudara yang sedang sakit, sempatkanlah waktu sejenak untuk memandangi wajah orang-orang yang ada di tempat itu yang sedang sakit yang mengharapkan kesembuhan. Akan ada suatu perasaan syukur yang tak terkira yang dapat kita rasakan, ketika kita sadar bahwa kita dalam kondisi tubuh yang sehat. Syukurilah kesehatan tubuh yang kita miliki. Jagalah selalu supaya tetap sehat sehingga kita tetap dapat melakukan aktivitas dengan baik, karena bila tubuh kita sehat, kita pasti akan dapat merasakan kebahagiaan dalam kehidupan ini. 

3. Pekerjaan kita 
Apapun profesi kita asalkan itu adalah sesuatu yang halal, maka syukurilah. Mungkin ada yang beralasan, pekerjaan saya tidak tetap, gaji saya sedikit dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan sebagainya. Bukan masalah berapa lama kita bekerja, apa status kita di tempat kerja, dan berapa yang kita peroleh dari pekerjaan tersebut, tapi disini adalah esensi dari pekerjaan kita tersebut. Kita harus bersyukur bahwa kita masih dapat bekerja dan memiliki penghasilan. Kita harus bisa memikirkan mereka yang pengangguran, yang kesehatannya buruk sehingga tidak mampu bekerja, yang cacat kondisi tubuhnya, dan sebagainya. Jadilah penuh syukur, dan bila penghasilan kita kurang atau status pekerjaan kita yang tidak tetap, maka mari berusaha dengan lebih giat selagi tubuh kita kuat untuk mengubahnya. 

4. Kekayaan kita 
Bersyukurlah bagi Anda yang telah memiliki kekayaan baik itu karena warisan atau karena jerih payah Anda sendiri. Bila ada di antara kita masih merasa, saya belum bahagia karena belum bisa kaya seperti saudara saya atau saya belum bahagia karena belum memiliki ini dan itu, maka Anda perlu untuk introspeksi diri sejenak. Kekayaan memang dapat membuat kehidupan seseorang menjadi mudah, namun bila kita tidak seberuntung mereka yang telah berhasil memperoleh kekayaan, apakah kita akan terus menerus merasa tidak bahagia karena hal itu? Kehidupan ini adalah milik Anda. Jadilah diri Anda sendiri, isilah dengan hal-hal yang positif dan jauhkanlah diri Anda dari rasa iri hati dan dengki. Bila kita melihat orang lain bisa menjadi kaya, kita harus mampu berpikir positif tentang apa yang telah dia lakukan sehingga membuatnya kaya dan apa yang telah kita lakukan. 

Sesungguhnya kekayaan itu tidak selalu dihitung dari banyaknya harta yang dimiliki tetapi dari hal-hal lain yang kerap kali kita acuhkan, yaitu kekayaan rohani. Kesemua hal di atas sesungguhnya bukanlah miliki kita. Keluarga kita, kesehatan kita, pekerjaan kita, kekayaan kita dan bahkan nafas hidup kita di bumi ini juga bukanlah milik kita, semuanya adalah titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pemilik yang sesungguhnya. Oleh karena itu, bila semua hanyalah pinjaman mengapa kita membuatnya semakin rumit sehingga mempersulit kehidupan kita sendiri? Kuasailah rasa tidak puas sebagai sifat alami manusia, jadilah penuh rasa syukur dan hayatilah bahwa hidup ini semuanya hanyalah pinjaman.

0 comments:

Alhamdulillah wa'syukurilah Bersyukur padamu ya Allah Kau jadikan kami saudara, Indah dalam kebersamaan

UP DATE VIDEO PKS

TOTAL LAYANGAN BULAN INI

TRENDING

 
Copyright © PKS DPC Sumedang Utara - All Rights Reserved
    Facebook Twitter YouTube